Saya
senang sekali dengan kehadiran kakek Green Heart di basecamp Cafe Trader ini.
Teman-teman nongkrong di basecamp juga
kelihatan sudah mulai akrab dengan beliau. Hanya saja hari ini, ada raut wajah
sedih padanya. Ada apa ya?
“Ada
apa Kek? Apakah sudah tidak betah di sini? Ataukah ada kesalahan yang telah
saya buat?” tanya saya pada beliau.
“Bukan
begitu, Nak Ninjaa. Baru saja saya ngobrol sama temen-temen, mereka curhat
kalau dalam bulan ini mereka telah alami hari yang buruk. Mereka telah alami
loss besar, bahkan diantara mereka ada duit investor. Hemm... Ada yang belum
berani pulang ke rumah. Bagaimana saya tidak turut prihatin, Nak Ninjaa...”
kata kakek Green Heart mulai menceritakan kejadian yang dialami sebagian teman-teman di basecamp.
“Ya,
begitulah Kek. Di basecamp ini, banyak teman-teman trader yang bermasalah.
Mereka kesini untuk ‘nyantri trading’ agar lebih baik cara tradingnya maupun menenangkan
diri dari sekian masalah yang dihadapinya. Maka dari itu, kami senang kalau Kakek tinggal lebih lama disini
bersama kami. Maka kami mohon...!”
“Ya,
akan saya usahakan. Lagi pula, gaji pensiun saya sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga. Sementara hasil trading bisa ditabung untuk keperluan
mendadak hehehehe. Anak-anak juga sudah mandiri. Istriku sudah ditemani
pembantu. Tidak masalah kalau saya ngumpul-ngumpul bersama teman-teman trader
disini untuk beberapa hari,” kata Kakek Green setuju permohonanku.
“Menurut
Kakek, apa yang terjadi sebenarnya pada mereka?” tanya saya berusaha untuk
mendapatkan penjelasan dan analisa beliau.
“Saya
melihat, beberapa diantara mereka memperlakukan pasar forex seperti kasino
pribadi. Mereka lebih memiliki mindset seorang penjudi daripada seorang
pedagang. Trader yang gagal dalam membuat uang secara konsisten di pasar
kebanyakan memiliki pola pikir penjudi, mereka tidak memiliki pola pikir yang
profesional dan kebiasaan yang secara konsisten menguntungkan pedagang,“ jawab
Kakek Green.
“Bagaimana
Kakek tahu jika seorang trader dalam pendekatan ke pasar dengan pola
pikir penjudi atau bisnis?” tanya saya kemudian.
“Wah,
pertanyaanmu jangan yang sulit-sulit
saya sudah tua, Nak Ninjaa? ”
“Hahahaha....!
Oke, saya akan ganti pertanyaannya. Bagaimana pedagang profesional
berpikir dan bertindak terhadap pasar dan bagaimana pula jika seorang bermental
penjudi?” tanya saya lagi. “Oh ya, mari kita bicara di luar saja Kek, di ruangan
ini nanti malah dikira kita lagi pacaran hahahahaa…!” Saya ajak Kakek ngobrol di
teras depan, sambil ngopi-ngopi, yang sudah disiapkan istri tercinta. Hemmm…!
“Mari
lanjutkan diskusi kita ini, Nak Ninjaa... Kita bicara tentang trader forex
professional dulu. Menurut saya, untuk menjadi seorang trader forex
profesional, kita harus memulai transisi dari watak penjudi menuju watak professional,
transisi ini dimulai dalam pikiran kita dan kita harus bisa mengarahkan
dan menciptakan suatu realitas yang berbeda yang akan mencakup
kebiasaan-kebiasaan perdagangan positif yang akan bekerja untuk memperkuat pola
pikir trader professional,” kata Kakek Green mengawali diskusi.
“Oh,
bahasa Kakek terlalu tinggi, cobalah
buat saya mengerti,” kata saya menyela.
”Hahahahaa….!
Di dunia forex juga banyak trader yang
menggunakan filosopi ‘Kalau bisa mencari cara yang sulit mengapa harus mencari
cara yang mudah?’”
“Hahahaha...!
Seperti saya dulu, Kek. Diajari cara trading yang mudah, sepertinya otak menolak karena kurang menarik dan tidak keren. Padahal trading itu untuk mencari profit, bukan mencari
sensasional ya, Kek!”
“Begitulah
pola pikir amatir hahahaha...! Apakah
kamu lebih suka berdagang karena dagangan itu keren tapi tak laku, atau
memilih berdagang sesuatu yang probabilitasnya lebih banyak menguntungkan dan
itu sederhana? Menurut saya, dalam rangka untuk mulai berpikir seperti seorang
trader professional kita harus berpikir tentang perdagangan sebagai
sebuah bisnis, dan sama seperti bisnis apapun. Kita harus memahami ada
risiko yang terlibat; risiko nyata. Tugas kita itu yakni harus mencari cara untuk
mengimbangi risiko ini, yang tidak melibatkan kerugian yang begitu besar.
Kalau kita tidak dapat menekan kelakuan ini, maka bisa saja kita tidak dapat
menjalankan bisnis ini lagi. Dalam pikiran seorang trader forex professional,
pengelolaan uang adalah cara untuk mengelola risiko. Memahami dan menerapkan
strategi risiko adalah cara trader profesional mengkompensasi risiko yang
terlibat dalam perdagangan apapun, dikombinasikan dengan kesabaran ketika
memilih perdagangan. Apakah berjudi lebih menguntungkan daripada berdagang?
Tentu saja tidak! Terburuk dari berjudi adalah tidak pernah mengelola risiko
dan tidak pernah mengelola keuntungan. Maka ketika beruntung dengan kemenangan
sekalipun, akhirnya akan habis juga.
Fakta
bahwa trader profesional telah menguasai sistem maupun strategi forex trading
mereka, berarti mereka sangat menekan bagaimana agar tidak kehilangan uang.
Jika pun kehilangan uang pada suatu saat ketika transaksi, mereka menyadari
bahwa saat itu belum rejeki mereka dan harus segera menahan diri atau
menghentikan untuk bertransaksi berikutnya. Kemudian dilain waktu berusaha
untuk membuatnya profit kembali. Trader profesional benar-benar menyadari
bahwa dia sedang berbisnis, bukan sedang berjudi. Trader profesional tahu apa
yang akan mereka lakukan di pasar dan tahu apa yang dipersiapkan sebelumnya.
Dengan kata lain, mereka memiliki rencana trading. Kesabaran adalah
alat yang dipersiapkan olah seorang trader profesional setiap kali mereka
berinteraksi dengan pasar. Sedang trader penjudi selalu mengambil posisi-posisi
acak tanpa pemikiran dan analisa mendalam dan selalu gelap mata. Dan apa yang
saya lihat dari kejadian teman-teman disini, adalah karena mereka tidak
memperlakukan forex sebagai bisnis. Ini
jawaban saya Nak Ninjaa. Menurutmu saya sudah menggunakan bahasa yang mudah
dipahamikah? “
“Hohohohooo…
saya suka penjelasan Kakek. Apalagi
kata-kata ‘gelap mata’. Trader kalau sudah gelap mata, yang main adalah
emosinya. Dan betapa sulit untuk menghilangkannya. Terlebih saat
seorang trader melihat transaksinya minus semakin bertambah, atau habis
cut loss, maunya segera saat itu juga harus mengembalikan semua yang
hilang. Akhirnya menggunakan volume yang lebih besar lagi karena
dendam. Sayangnya juga salah posisi lagi, tambah kecewa, depresi. Akhirnya cut
loss lagi. Begitu cut loss, ternyata harga berbalik kea rah transaksi kita sebelumnya,
emosinya tumbuh lagi, ambil posisi baru. Setelah ambil posisi harga malah
diam. Ditunggu sampai esok hari, rela tidak tidur dengan harap-harap cemas. Begitu
ditinggal ke belakang buang air kecil, balik lagi menatap grafik, equity sudah menjadi $ 0.10. Ya, ternyata MC!” jawab saya asal
saja, sambil mengenang masa lalu.
“Hahahahaa…!
Sama kalau begitu!” kata Kakek Green Heart kemudian. “Iya, saat itu betapa
kecewa dan menyesal. Kemudian berusaha mencari dana pengganti untuk modal lagi.
Setelah bersusah payah akhirnya mendapatkan modal juga dan deposit, beberapa
hari kemudian terulang lagi juga, MC. Saat itu saya terlalu banyak transaksi
yang ‘tidak jelas’. Locking sana-sini, mulanya sih step lock 30 pip, eh
ya koq lama-lama mengembang juga locknya, bahkan sampai diatas 100 pip. Harga
naik turun, keduanya minus, begitu ada kesempatan membuka lock. Eh ya koq,
malah bablas, habis margin saya. Yang saya anggap kesempatan ternyata itu
membuka pintu neraka hahahahahaa…! Begitulah Nak Ninjaa, kalau trading bukan
dengan cara trader professional . “ lanjut kakek Green dengan diiringi
ngakak juga mengelus-elus kepala.
“Hahahaha...!
Trader pemula memang memiliki kecenderungan untuk menempatkan mentalitas
penjudi daripada seorang profesional. Ini masalah besar, Kek!” kata saya
kemudian.
“Ya,
Nak Ninjaa. Maka kita perlu kampanyekan hal ini. Kita jelaskan kepada mereka
tentang bahayanya karakteristik penjudi yang dimiliki seorang trader. Bukankah
kamu tahu karakteristik penjudi, Nak Ninjaa?” tanya Kakek Green Heart kemudian.
“Ya,
kita tahu karakteristik penjudi itu seperti apa. Penjudi adalah
pecandu, mereka adalah orang-orang yang melakukan hal yang sama berulang hanya
untuk mendapatkan euforia yang tinggi. Penjudi memikirkan perjalanan ke
kasino sebagai peristiwa non-profesional. Mereka melihatnya sebagai hobi, atau
sebagai sesuatu yang berhubungan dengan waktu luang mereka dengan biaya yang
tinggi. Sayangnya, "hobi" ini sering berubah menjadi kecanduan.
Penjudi menjadi kecanduan "harapan" dari perjudian, ini menjadi sebab
mengapa mereka tetap kalah dan tidak mengubah kebiasaan mereka, karena mereka
menaruh uang lebih dan lebih untuk kecanduan judi mereka, bahkan kadang-kadang
dana hasil kredit sekali pun dilakukan. Penjudi percaya bahwa mereka selalu
yakin dengan istilah "satu lagi" dari jackpot besar berikutnya atau
kartu beruntung berikutnya, sehingga mereka terus membuang lebih banyak uang di
atas meja. Pada kenyataannya, bahwa itu semua akan sia-sia pada akhirnya.
Mereka berpikir bahwa mereka bisa segera miliki kembali yang telah hilang. Atau
menginginkan hasil yang lebih banyak lagi. Namun apa yang terjadi, biasanya
mereka justru kehilangan lebih banyak lagi. Kalaupun mujur, itu hanyalah
keberuntungan. Sisanya adalah bom waktu yang dapat meledakkan kantong
keuangannya hahahahahhaaa….!” Jawab saya terlontar begitu saja.
“Eh,
Ninjaa… kamu mantan penjudi ya? Hafal benar watak seorang penjudi wekekekekeke…!”
kata kakek tiba-tiba menyerobot keseriusanku berfikir.
“Hahahahaha…
Tidak juga. Beberapa waktu lalu saya ngobrol-ngobrol dengan mantan
penjudi yang kini menjadi trader, kebetulan saya kenal baik. Dia itu Pak
Broto,“ jawabku ikut ngakak juga mendengar komentar si Kakek. “Nah, jawabanku
itu saya dapatkan dari pernyataan-pernyataan dia tentang penjudi. Jadi saya
pikir, itu mendekati kebenaran. Soalnya, mas Broto menjadi penjudi sudah sejak
masih muda sampai berumur 40 tahun, dari taruhan kecil-kecilan; main gaple,
kartu remi, ceki sampai taruhan yang besar hahahahaa…! Kemudian, Pak Broto
berhenti berjudi dan beralih trading. Kalau dihitung, Pak Broto sudah menjadi
trader selama 3 tahun ini. Namun berdasarkan kisahnya, setelah 3 tahun baru
bisa melakukan WD. Itu pun separuh dari modalnya yang di WD. Malah satu
tahun terakhir, floating-floating melulu dan rajin deposit…!”
“Mengapa
bisa begitu? Trading 3 tahun tidak pernah merasakan WD profit?” tanya Kakek
Green Heart tak mengerti.
“Ya,
begitulah… Pak Broto memiliki usaha konvensional, mungkin kalau tidak
demikian ya sudah tidak bisa deposit, “kata saya menjelaskan.
“Wah,
trading forex bukan tempat yang cocok buat dia…! Atau apakah karena pengaruh lama menjadi seorang
penjudi?” tanya si kakek lagi.
“Hal
itu sudah saya tanyakan Kek, kemudian pak Broto menjawab dengan panjang lebar,
‘Saya bertahun-tahun melakukan kesalahan fatal. Mental judi masuk dalam dunia
trading, meski saya telah berhenti menjadi seorang penjudi. Tidak
terasa, saya memperlakukan perdagangan forex seperti penjudi. Saya
dan mungkin banyak trader menjadi kecanduan pada perasaan "harapan"
menjadi kaya atau bahwa "satu kesempatan" berikutnya adalah
benar dan akan menjadi keberuntungan saya. Keinginan harus selalu menang
dan kecanduan inilah yang memompa taruhan dengan tanpa ada rencana
manajemen uang, masuk dalam perdagangan tanpa alasan yang baik, tujuan hanya
mengejar pasar. Entahlah, mengapa saya baru menyadari setelah saya benar-benar
terpuruk. Sekarang di akun pun tersisa hanya $40 Padahal danaku selama trading
sudah masuk $20.000,- ‘ Begitu ceritanya beberapa waktu yang lalu kepada saya,
Kek, “kata saya mengutip kata-kata pak Broto.
Kakek
Green Heart manggut-manggut mendengarkan cerita saya, kemudian berkata lagi, “Oh,
ternyata masih ada trader yang memperlakukan pasar seperti kasino. Ketika
mereka kehilangan uang, mereka berpikir tentang cara cepat untuk "membuat
kembali, mereka masuk ke dalam dunia yang sakit dengan over-perdagangan dan
over-memanfaatkan margin mereka. Trading dititikberatkan pada keserakahan dan
harapan, sementara mereka mengabaikan realitas risiko yang terlibat pada setiap
perdagangan. Berfikirlah realitis dalam bertrading! Perlakukan seperti sebuah
bisnis.
Seseorang
perlu bersabar dan memiliki harapan yang
realistis tentang Pasar Forex. Yang benar adalah bahwa Forex adalah pasar yang
sulit, kecuali mereka bekerja cerdas dan sabar. Mereka tidak akan mencapai hasil yang konsisten jika bersabar saja tidak bisa. Untuk memperlakukan trading Forex sebagai bisnis dibutuhkan
kesabaran. Untuk menjadi seorang trader profesional pun harus sabar beberapa
waktu. Langkah awalnya adalah investasi waktu buat belajar, trading di akun demo.
Kemudian melangkah ke akun real. Jika
sudah berhasil di akun demo, masuk tahap berikutnya; akun real dengan modal yang
tidak perlu banyak. Nah, kalau di akun demo
saja belum profit, ya jangan di akun
real, ini namanya sabar....! Namun, kebanyakan
trader pemula tidak melakukan tahap-tahap ini, akhirnya sudah bisa ditebak;
loss dan loss.
Jangan menetapkan tujuan tidak realistis. Ini bisnis koq, bukan perjudian. Jika memaksakan diri menetapkan tujuan tidak realistis, hanya akan menimbulkan frustrasi ketika menyadari ternyata tidak bisa untuk mencapainya”
Hmm…..
Saya cuma bisa termenung. Dalam hati bertanya-tanya, “Adakah pola pikir
penjudi merasuki cara trading saya? Ya Tuhan, hindarkanlah hamba-Mu
dari watak seorang penjudi. Aamiin.”
................................................................